Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berteman dengan tanda. Tanda merupakan salah satu bagian dari semiotika. Sebuah tanda tidak selamanya bermakna sama. Bisa jadi berbeda ketika berada di tempat yang beda dengan kondisi budaya yang berbeda.
Hal ini sejalan dengan pemikiran semiotik yang dipopulerkan oleh Ferdinand de Saussure, yakni signified dan signifier atau signifie dan significant yang bersifat atomistis. Dimana pemikiran ini memandang bahwa ruang lingkup muncul ketika hadir hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia selang 'yang ditandai' (signified) dan 'yang menandai' (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu wujud penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah "bunyi yang bermakna" atau "coretan yang bermakna". Jadi, penanda adalah bidang material dari bahasa yaitu apa yang dituturkan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah cerminan mental, cara melakukannya sesuatu, atau pemikiran. Jadi, petanda adalah bidang mental dari bahasa (Bertens, 2001:180).
Petanda dan penanda adalah sebuah hal yang saling berkaitan, dan semua bisa bermakna ketika berada dalam sebuah hubungan dan kebiasaan setempat. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali menemui berbagai penanda, misalkan gambar siluet wanita dan siluet pria. Ketika kedua gambar tersebut ditempel di sebuah pintu toilet, gambar siluet tersebut menjadi petanda bagi kita, sehingga kita bisa membedakan mana toilet laki-laki dan perempuan.
Namun siluet laki-laki dan siluet perempuan yang sama, akan berbeda makna ketika diletakan di tempat yang berbeda. Jika gambar kedua siluet tersebut diletakan di dalam sebuah buku, akan berubah maknanya karena bukan lagi menjadi petanda toilet laki-laki dan toilet perempuan.
Contoh di atas merupakan salah satu
bentuk dari penanda dan petanda secara visual yang sering dijumpai. Selain itu
sering juga kita lihat dalam kehidupan sehari-hari penanda + (plus) akan menjadi petanda sebuah
institusi/sarana kesehatan, jika memiliki warna merah dan dipasang di depan
gedung (plang). Tapi penanda + (plus) akan menjadi petanda tambah dalam
sebuah tulisan di buku matematika.
Kemudian contoh penanda verbal yang sering kita jumpai adalah sebuah sirine mobil. Sirine mobil yang menyala jadi petanda sebuah keadaan darurat pada mobil pemadam kebakaran, mobil ambulan, mobil jenazah dan mobil polisi. Sirine yang menyala di alarm Gedung, jadi petanda kebakaran dan perintah evakuasi ke luar Gedung. Kemudian di beberapa sekolah, ada yang menggunakan penanda yang mirip suara sirine, namun sebagai petanda jam pelajaran dimulai dan jam pelajaran selesai.
Di dunia maya, kita bisa temukan
penanda lambang burung berwarna biru, sebagai petanda aplikasi sosial media
twitter. Kemudian penanda lambang telepon dalam lingkaran hijau sebagai petanda
aplikasi whatsapp. Masih banyak lagi bentuk penanda dan petanda di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Namun kembali lagi, penanda akan jadi petanda ketika
mereka saling terikat dalam kebiasaan dan kebudayaan setempat.
Komentar
Posting Komentar